saya dan pacar saya Aji sudah 13bulan sama-sama.
Aji, sudah seperti bisa di bilang udh menjadi sebagian potongan dari diri saya.
seperti apapun saya menghindar darinya, tetap saja akhirnya suatu keadaan akan memaksa saya untuk bersama lagi dengannya.
Aji, sudah seperti keluarga. mengerti saya dalam situasi apapun, memahami saya dalam kondisi apapun, berusaha selalu ada buat saya dalam waktu 24jam penuh.
Aji, sudah seperti kakak bagi saya. selain dari umur kami berdua yang memang berbeda satu tahun. pemikirannya terkadang lebih dari umurnya. sedangkan saya, terkadang seperti anak berumur 5 tahun bila sedang berdebat dengannya.
sejujurnya saya sangat tidak menyukai pria perokok. di lihat dari latar belakang keluarga saya yang memang tidak ada perokok. dan setiap pria yang "dekat" dengan sayapun, saya tidak ingin pria itu seorang perokok. bagi saya, perokok sama seperti seseorang yang ingin menabung kematian untung masa depan. pernah dengar rokok dapat mengurangi umur seseorang hingga 5 tahun? itu yang saya tidak ingin terjadi pada seseorang yang saya sayangi.
hari ini, Aji bertanya pada saya:
A :"sebenernya, aku boleh ngga sih maen?" (dengan teman2nya)
V :"boleh, asal ngga ngeroko. ngga masalah"
A :"kalau sekali dua kali?"
V :"kalau ada sekali pasti ada dua kali dan tiga kali dan seterusnya"
A :"ngga, cuma sekali dua kali doang"
saya bingung, menurut pandangan beberapa teman. cowok peroko itu wajar. tapi menurut saya itu tidak wajar. jadi, yang tidak wajar itu saya atau peroko?
saya hanya tidak ingin, seseorang ketergantungan pada sesuatu yang tidak bagus. saya tidak ingin hidup dalam asap rokok. saya hanya ingin orang yang saya sayang hidup bersih dalam maupun luar tubuhnya. cukup hanya asap-asap hitam di jalan yang mengotori paru-paru mereka. apa saya salah?